Selama abad ke-16, bajak laut Jepang berkembang biak di sepanjang garis pantai Cina. Pada 1557, para perompak mengambil alih Cengang di Zhejiang. Setelah berbulan-bulan kemajuan yang sia-sia, Komandan Yu (Sammo Hung) akhirnya mengalahkan mereka di bawah kepemimpinan Jenderal Qi (Vincent Zhao) yang baru dipromosikan. Namun, para perompak berhasil melarikan diri.
Pada 1561, para perompak berkumpul kembali dan sekali lagi menyerang kota-kota pesisir Cina. Dengan kedua kota Xinhe dan Taizhou diserang, pasukan Qi terperangkap di antara dua kebakaran. Meskipun sebagian besar anggota keluarga prajuritnya berada di Xinhe, Qi membuat keputusan sulit untuk pergi ke Taizhou dan meninggalkan istrinya yang bertanggung jawab atas perang melawan para perompak di Xinhe, mengetahui bahwa kekalahan tim elit perompak di Taizhou akan membawa kedamaian jangka panjang ke kota-kota pesisir.
Tahun itu adalah tahun 1557. Pasukan invasi Jepang yang terdiri dari samurai terlatih dan tentara bayaran haus darah telah merebut kota pesisir Cina, Cengang. Setelah kesuksesan sebelumnya melawan 'bajak laut' seperti itu, itu menimpa Jenderal Qi yang terkenal (Wenzhuo Zhao) untuk menyelesaikan pengepungan dan membersihkan kekuatan besar ini dari Tiongkok untuk selamanya.
Pada 1561, para perompak berkumpul kembali dan sekali lagi menyerang kota-kota pesisir Cina. Dengan kedua kota Xinhe dan Taizhou diserang, pasukan Qi terperangkap di antara dua kebakaran. Meskipun sebagian besar anggota keluarga prajuritnya berada di Xinhe, Qi membuat keputusan sulit untuk pergi ke Taizhou dan meninggalkan istrinya yang bertanggung jawab atas perang melawan para perompak di Xinhe, mengetahui bahwa kekalahan tim elit perompak di Taizhou akan membawa kedamaian jangka panjang ke kota-kota pesisir.
Tahun itu adalah tahun 1557. Pasukan invasi Jepang yang terdiri dari samurai terlatih dan tentara bayaran haus darah telah merebut kota pesisir Cina, Cengang. Setelah kesuksesan sebelumnya melawan 'bajak laut' seperti itu, itu menimpa Jenderal Qi yang terkenal (Wenzhuo Zhao) untuk menyelesaikan pengepungan dan membersihkan kekuatan besar ini dari Tiongkok untuk selamanya.
Pemeran:
Wenzhuo Zhao - Qi JiguangSammo Kam-Bo Hung - Yu Dayou
Regina Wan - Madam Qi
Keisuke Koide - Yamagawa
Yasuaki Kurata - Kumasawa
Bimbingan Orang Tua:
Seks & Ketelanjangan
Seorang wanita mengangkangi seorang pria yang bertelanjang dada. Dia mengenakan pakaian tidur sederhana, dan pria itu berkomentar bahwa adalah wajar jika suami dan istri berhubungan seks. Sekelompok Ronin dikritik dan dipertahankan karena termotivasi oleh jenis kelamin dan perempuan pada lebih dari satu kesempatan, pada satu kesempatan jubah seorang pria terbuka untuk sepersekian detik dan sementara dikaburkan dalam kegelapan tidak jelas apakah selangkangannya terlihat atau tidak.
Kekerasan
Adegan pertempuran pembuka adalah yang paling grafis dalam film. Laki-laki terbunuh dalam berbagai cara yang disertai dengan semprotan darah, pemenggalan kepala, penipisan dan sarana kematian kreatif lainnya. Gerakan lambat digunakan pada waktu-waktu tertentu untuk fokus pada kebrutalan dan genangan darah yang menetes, atau kaki menginjak darah. Semua yang dikatakan, itu mengandung sedikit atau tidak ada darah. Banyak adegan pertempuran dengan anggota badan terputus dan impalements dengan sejumlah besar darah. Pertempuran seni bela diri dalam bentuk duel, beberapa serius untuk latihan, ini sebagian besar ringan hati dan bahkan sedikit keju. Ada diskusi tentang kekerasan terhadap wanita dalam batas-batas pernikahan - seorang pria disuruh memegang pisau di leher istrinya dan menyuruhnya untuk patuh. Ini digambarkan secara serius, dan tegang sejenak.
Alkohol, Narkoba & Merokok
Satu adegan menggambarkan prajurit minum di sebuah bar. Seorang wanita menyapa seorang wanita saat mabuk.
Adegan Menakutkan & Intens
Beberapa adegan pertempuran sangat intens dan bisa mengganggu sebagian penonton. Satu adegan pertempuran misalnya menunjukkan pandangan di atas gundukan tubuh yang terakumulasi dalam parit selama pertempuran.
Seorang pria merenungkan membangunkan istrinya dengan pisau ke tenggorokannya untuk mengancamnya agar tunduk. Meskipun akhirnya dia tidak melakukannya, ini bisa mengganggu sebagian pemirsa. Pertempuran terakhir antara pahlawan dan penjahat terhormat berakhir dengan seorang pria melakukan Seppuku dengan cara yang membuatnya menusuk dirinya sendiri dengan pedang.
Seorang wanita mengangkangi seorang pria yang bertelanjang dada. Dia mengenakan pakaian tidur sederhana, dan pria itu berkomentar bahwa adalah wajar jika suami dan istri berhubungan seks. Sekelompok Ronin dikritik dan dipertahankan karena termotivasi oleh jenis kelamin dan perempuan pada lebih dari satu kesempatan, pada satu kesempatan jubah seorang pria terbuka untuk sepersekian detik dan sementara dikaburkan dalam kegelapan tidak jelas apakah selangkangannya terlihat atau tidak.
Kekerasan
Adegan pertempuran pembuka adalah yang paling grafis dalam film. Laki-laki terbunuh dalam berbagai cara yang disertai dengan semprotan darah, pemenggalan kepala, penipisan dan sarana kematian kreatif lainnya. Gerakan lambat digunakan pada waktu-waktu tertentu untuk fokus pada kebrutalan dan genangan darah yang menetes, atau kaki menginjak darah. Semua yang dikatakan, itu mengandung sedikit atau tidak ada darah. Banyak adegan pertempuran dengan anggota badan terputus dan impalements dengan sejumlah besar darah. Pertempuran seni bela diri dalam bentuk duel, beberapa serius untuk latihan, ini sebagian besar ringan hati dan bahkan sedikit keju. Ada diskusi tentang kekerasan terhadap wanita dalam batas-batas pernikahan - seorang pria disuruh memegang pisau di leher istrinya dan menyuruhnya untuk patuh. Ini digambarkan secara serius, dan tegang sejenak.
Alkohol, Narkoba & Merokok
Satu adegan menggambarkan prajurit minum di sebuah bar. Seorang wanita menyapa seorang wanita saat mabuk.
Adegan Menakutkan & Intens
Beberapa adegan pertempuran sangat intens dan bisa mengganggu sebagian penonton. Satu adegan pertempuran misalnya menunjukkan pandangan di atas gundukan tubuh yang terakumulasi dalam parit selama pertempuran.
Seorang pria merenungkan membangunkan istrinya dengan pisau ke tenggorokannya untuk mengancamnya agar tunduk. Meskipun akhirnya dia tidak melakukannya, ini bisa mengganggu sebagian pemirsa. Pertempuran terakhir antara pahlawan dan penjahat terhormat berakhir dengan seorang pria melakukan Seppuku dengan cara yang membuatnya menusuk dirinya sendiri dengan pedang.
TAGS:
Seni bela diri, Cina kuno, Sejarah Cina, Pertarungan pedang, Kerajaan, Perang, Bajak Laut.
0 comments: